Gunung Semeru Dua Kali Letuskan Asap Setinggi 1.000 Meter, Warga Diminta Waspada
alamsakti.com – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali meningkat pada Rabu pagi (13/8). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa gunung tertinggi di Pulau Jawa ini dua kali mengeluarkan asap tebal berwarna putih hingga kelabu dengan ketinggian mencapai 1.000 meter di atas puncak.
Kedua letusan ini terjadi dalam rentang waktu yang cukup singkat. Letusan pertama tercatat pukul 05.30 WIB, sementara letusan kedua terjadi sekitar pukul 06.15 WIB. Keduanya diiringi suara gemuruh lemah yang terdengar hingga radius beberapa kilometer dari puncak.
Warga di sekitar wilayah Lumajang, Jawa Timur, terutama yang tinggal di sektor tenggara dan selatan gunung, diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Pasalnya, kondisi cuaca yang cerah membuat kolom asap dan abu terlihat jelas, namun arah sebaran abu belum dapat dipastikan secara pasti.
Kronologi Letusan Pagi Hari
Berdasarkan catatan PVMBG, letusan pertama Gunung Semeru terjadi pada pukul 05.30 WIB dengan kolom asap berwarna putih keabu-abuan yang membumbung setinggi 1.000 meter. Letusan ini berlangsung selama kurang lebih dua menit, disertai hembusan angin yang membawa abu vulkanik ke arah timur laut.
Tidak lama berselang, pada pukul 06.15 WIB, letusan kedua kembali terjadi. Ketinggian kolom asap masih sama, namun kali ini warnanya lebih pekat dengan intensitas sedang hingga tebal. Visual letusan terekam jelas dari Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur, Candipuro.
Petugas melaporkan bahwa aktivitas ini tergolong erupsi freatik, yakni letusan yang dipicu oleh kontak antara magma panas dan air di permukaan atau bawah tanah. Meskipun tidak selalu diikuti oleh keluarnya material pijar, letusan jenis ini tetap berpotensi membahayakan warga, terutama akibat lontaran material dan sebaran abu.
Imbauan Resmi dari PVMBG
PVMBG menetapkan status Gunung Semeru saat ini berada pada level III (Siaga). Dalam kondisi ini, masyarakat diminta untuk:
-
Tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak gunung.
-
Menghindari daerah sejauh 13 km di sepanjang sektor tenggara, terutama di sepanjang aliran Besuk Kobokan.
-
Waspada terhadap potensi awan panas guguran, aliran lava, dan lahar hujan.
Selain itu, warga diimbau untuk selalu memantau informasi resmi dari PVMBG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Petugas juga telah menyiapkan jalur evakuasi dan pos pengungsian jika sewaktu-waktu aktivitas gunung meningkat.
Dampak Terhadap Warga Sekitar
Sejauh ini, belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan akibat dua letusan pagi ini. Namun, beberapa desa di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro melaporkan adanya hujan abu tipis yang membuat jarak pandang sedikit berkurang.
Para petani diminta menunda aktivitas di ladang yang berada dekat dengan lereng gunung untuk menghindari risiko paparan abu dan kemungkinan letusan susulan. Aktivitas ekonomi di pasar tradisional masih berjalan normal, namun para pedagang mulai mengenakan masker sebagai langkah pencegahan.
Transportasi darat di jalur Lumajang – Malang melalui Piket Nol juga masih dibuka, meskipun petugas menghimbau pengendara untuk berhati-hati karena beberapa titik jalan tertutup abu tipis yang bisa membuat permukaan licin.
Sejarah Aktivitas Gunung Semeru
Gunung Semeru merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Erupsi kecil hingga sedang hampir rutin terjadi setiap tahun. Puncak Mahameru, yang menjulang setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut, menjadi titik tertinggi di Pulau Jawa dan kerap menjadi tujuan pendakian.
Namun, Semeru juga memiliki sejarah erupsi besar yang mematikan. Salah satu yang paling diingat terjadi pada Desember 2021, ketika awan panas guguran melanda wilayah sekitar dan menewaskan puluhan orang. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa meski indah, gunung api menyimpan potensi bahaya besar yang tidak bisa diremehkan.
Kesiapsiagaan Warga Jadi Kunci
Aktivitas terbaru Gunung Semeru menjadi sinyal penting bagi warga dan pihak berwenang untuk tidak mengabaikan peringatan. Kesiapsiagaan, jalur evakuasi yang jelas, dan komunikasi informasi yang cepat akan menjadi faktor penentu dalam mengurangi risiko bencana.
Harapan untuk Stabilitas Aktivitas Gunung
Masyarakat berharap aktivitas Gunung Semeru segera mereda dan kembali normal, sehingga warga bisa melanjutkan aktivitas tanpa rasa khawatir. Namun, kewaspadaan tetap harus dijaga mengingat karakter Semeru yang aktif dan tidak selalu dapat diprediksi.