0
0
Prabowo Patahkan Tradisi Jokowi yang Pakai Baju Adat di Sidang MPR, Istana: Bukan Berarti Tak Hormati
Tradisi Jokowi: Simbol Kebhinekaan Lewat Pakaian Adat
alamsakti.com – Sejak 2017, Presiden Joko Widodo memulai tradisi unik: mengenakan baju adat suku Nusantara saat menghadiri Sidang Tahunan MPR. Mulai dari adat Bugis (2017), Sasak (2019), Baduy (2021), hingga Tanimbar (2023) dan Betawi (2024) — semua punya makna mendalam tentang keberagaman serta identitas budaya Indonesia.
Menurut Jokowi, penggunaan pakaian adat tak sekadar estetika, tapi perayaan kekayaan budaya dan bentuk penghormatan terhadap masyarakat adat di seluruh Nusantara.
Prabowo Bungkus Formal: Ikuti Jaket Jas, Lewatkan Simbol Budaya
Berbeda dari pendahulunya, Presiden Prabowo Subianto datang ke Sidang Tahunan MPR 2025 bukan dengan baju adat — melainkan setelan jas abu-abu lengkap dengan dasi biru. Semua terjadi tanpa publikasi makna terselubung. Penampilannya murni formal.
Ketiadaan simbol budaya ini langsung jadi sorotan publik: banyak yang bertanya, apakah ini berarti mengabaikan tradisi warisan Jokowi?
Istana Klarifikasi: Formal Bukan Tidak Hormat
Merespons pertanyaan publik, Istana menegaskan: “Prabowo memakai setelan—bukan berarti tidak hormati baju adat.” Fokus utama adalah penyampaian pidato kenegaraan dan substansi pemerintahan, bukan sekadar pakaian.
Dengan kata lain, pilihan busana Prabowo mencerminkan preferensi kerja dan gaya kepresidenan yang lebih pragmatis — sambil tetap mempertahankan penghormatan terhadap budaya Indonesia secara simbolik.
Tradisi Bergeser, Tetap Hormati Budaya
Prabowo patahkan tradisi Jokowi pakai baju adat bukanlah sikap yang menolak budaya — namun lebih ke gaya yang berbeda dalam bernegara. Dia memilih formalitas dan fokus substantif saat menyampaikan pidato kenegaraan.
Intinya, simbol bukan hanya soal busana, melainkan juga aksi dan penghormatan nyata terhadap keberagaman. Semoga, apa pun gayanya, presidennya tetap menggenapi janji merangkul seluruh Nusantara secara dalam dan nyata.
